Featured

0 7 Rahasia Cewek yang Sering Diumpetin ke Cowok

http://static.guim.co.uk/sys-images/Guardian/Pix/pictures/2009/1/9/1231516782255/Gallery-Girls-Aloud-Girls-001.jpg

Setiap wanita pasti punya rahasia, dan inilah rahasia umum yang disembunyikan wanita dari pasangannya.

1. Harga asli lebih mahal
Jujur saja, wanita sangat menikmati acara belanja. Apalagi kebanyakan dari kaum wanita memang tak bisa menahan diri saat musim sale tiba. Sadar kebiasaan ini bisa memicu perdebatan dengan pasangan, banyak wanita yang memilih menyembunyikan harga sebenarnya dari barang-barang yang dibeli.

2. Sering memikirkan tentang seks
Bukan cuma pria yang suka memikirkan tentang seks, wanita juga, hanya bedanya yang ada dalam fantasi wanita adalah pasangannya. Sayangnya, di malam hari terkadang kaum hawa ini terlalu lelah dan kehabisan energi untuk mewujudkan fantasinya.

3. Takut komitmen
Memang benar bahwa wanita sering memimpikan pernikahan yang romantis, serba putih, dan bersanding dengan pangeran tampan. Tapi, wanita juga tak berbeda jauh dengan pria, mereka juga cemas dan takut saat memikirkan komitmen. Segala hal yang menimbulkan ketidak pastian memang membuat hati ragu. Apakah pria ini akan jadi suami yang baik, apakah pernikahan kami akan bahagia, dan sederet keraguan lainnya langsung hinggap di kepala saat membicarakan tentang pernikahan.

4. Tetap butuh bantuan
Wanita masa kini memang lebih modern dan mandiri, tapi bagaimana pun juga dalam hati kecil setiap wanita membutuhkan bantuan dan perlindungan dari pasangannya. Membetulkan mobil yang mogok, memiliki pengetahuan yang luas, atau sekadar membawakan tas, sudah membuat wanita merasa lebih feminin dan aman bersama si dia.

5. Ingin dicemburui
Rasanya setiap wanita ingin diperhatikan oleh pasangan dan sedikit dicemburui. Hal itu akan membuat wanita merasa menjadi orang yang dibutuhkan dan disayangi pasangannya. Itu sebabnya, saat ada pria lain memuji kecantikan, kami berharap pasangan mengetahuinya dan memperlihatkan rasa cemburu.

6. Curhat pada sahabat
Pada sahabat kita leluasa bercerita tentang berbagai hal, tapi tak semua hal dibuka begitu saja. Ada hal-hal tertentu yang tetap kami simpan sendiri terutama yang sifatnya sangat pribadi, misalnya kesedihan suami saat orangtuanya meninggal, dan sebagainya.

7. Suka pada hal-hal romantis
Setiap wanita pada dasarnya menyukai hal-hal yang romantis atau sesuatu yang bisa menimbulkan sensasi bahagia, seperti saat sedang jatuh cinta. Makanya, untuk mengulang sensasi jatuh cinta ini, kebanyakan wanita adalah penggemar film-film cinta atau komedi romantis.
Read more

0 Tipe Cowok Ideal Di Mata Cewek

Tidak hanya good looking atau tampan yang dicari cewek pada seorang cowok. Terkadang sifat bijaksana, pintar dan romantis juga banyak menjadi pilihan cewek-cewek loh. Jadi nggak mutlak harus ganteng la yah… Ada beberapa tipe cowok idaman di mata cewek-cewek. Mau tahu ini dia tipe-tipe nya :
1. Percaya Diri
Pede
istilah gaulnya, mungkin standar utama yang paling dicari oleh cewek-cewek. Biasanya cowok-cowok yang memiliki rasa percaya diri tinggi selalu memandang cewek tanpa penuh keraguan. Sikap dan cara pandang ini di mata cewek sangat menggairahkan dan meyakinkan. karena ini membuat semua cewek jadi tergila-gila karenanya. Apalagi kalau sang cowok memiliki satu keahlian atau kemahiran, misalnya jago main sepak bola, bulu tangkis dan lain-lain. Di tanggung cewek-cewek akan nguber tuh….
2. Lelaki Lucu
Biasakan untuk selalu tidak menjadi orang yang serius atau gemar bercanda. Karena biasanya cewek tidak mau dekat-dekat dengan cowok tipe seperti ini. Tapi berusaha untuk menjadi cowok penghibur dikala cewek-cewek sedang sedih itu banyak dicari loh…! Biasanya cowok yang suka menghibur dengan cerita-cerita lucu atau film-film lucu yang pernah ditonton berdua, banyak digemari cewek.

3. Romantis
Ini standar utama yang paling banyak harus dipenuhi oleh setiap cowok. Pada dasarnya cewek itu rata-rata menginginkan cowok yang romantis. Harus diingat romantis disini bukan dalam arti nafsu loh. Romantis yang dimaksud disini adalah yang pandai mengambil hati dan bijaksana. Apalagi kalau ditambah sikap penyayang dan penuh perhatian. Wah… pasti ngebet habis deh tuh cewek-cewek !.
4. Bijaksana
Ini yang rada sulit kriterianya, karena beda tipis dengan romantis. Banyak cewek yang sering bermimpi untuk mendapatkan pasangan yang bijaksana dan pandai. Apalagi kalau cowok itu punya posisi dan jabatan yang bagus….. wah impian para cewek tuh. Tipe cowok ini juga biasanya banyak dijadikan impian para cewek, dan cewek-cewek itu sendiri juga pada akhirnya tahu diri kalau mereka belum tentu bisa jadi gebetan tipe cowok seperti ini.
5. Penyayang dan suka Anak-anak
Ada anggapan kalau cowok yang bijaksana adalah cowok yang berpengetahuan luas, dan cenderung menyukai anak-anak. Biasanya banyak cewek tersentuh dengan cowok tipe ini, karena dianggap mampu menjaga diri mereka. Dan satu bukti tipe cowok ini layak dijadikan pendamping karena mampu menjadi suami teladan dan bapak yang penyayang. Benar nggak sih ?
6. Fashionable
Rasanya dominasi gemar berdandan bukan hanya ada pada cewek. Cowok juga loh….. nah pada tipe cowok seperti ini biasanya banyak loh yang suka berdandan…. Cowok yang suka berdandan, stylist dan fashionable biasanya mampu membuat kesan pertama yang baik di mata cewek. Apalagi kalau cowoknya bertubuh harum, bersih dan memiliki tubuh yang terawat rapi.
Read more

0 AGAMA ISLAM

Definisi

1. Agama Islam adalah agama yang haq (Benar) yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W.
2. Agama Islam adalah ilmu dan cahaya, bukan suatu agama kebodohan dan kegelapan.
3. Agama islam adalah yang sempurna dalam aqidah dan syariat, menyuruh kita berbuat kebajikan dan menjauhi perbuatan yang buruk.

Islam adalah Rahmatan Lill’alamin yang artinya islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Adalah agama yang mengajarkan kebaikan. Bagi manusia, alam, dan segala isinya.
Dengan islam, Allah SWT menyempurnakan agamanya, serta menyempurnakan nikmat dan meridhoi agama islam sebagai agama. Agama islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang diterima Allah, kepercayaan selain islam tidak akan diterima Allah.

Allah SWT berfirman:





Artinya:
barang siapa mencari agama lain selain dari agam islam, maka sekali tidaklah akan diterima (agam itu) dari padanya, dan dia diakhirat termasuk orang yang merugi (Al-imran ; 85)

Allah SWT mewajibkan kepada seluruh manusia untuk memeluk agama islam dan mengakui bahwa Nabi Muhammad sebagai Rasulullah (Rasul Allah) sebagaimana firman Allah SWT:














Artinya:
Katakanlah (Muhammad) Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain dia yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasulnya (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimatnya (kitab-kitabnya), ikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk.

Begitu pula kebenaran-kebenaran islam yang dijelas pada ayat (Al-maidah : 48), (Al-taubah : 33), dan (An-nur : 55) (as. Al-Yunnus, 10 : 40-41) QS. (Al-Mujadillah 58:11)


Rukun Islam
Rukun islam adalah suatu persyaratan yang harus dipenuhi seseorang dalam menjalankan atau memeluk agama islam agar dia dapat dikatakan seorang muslim dan mendapat ridho dari Allah SWT, dengan terlebih dahulu membaca dua kalimat syahadat lalu diteruskan dengan perintah-perintah selanjutnya yang wajib kita penuhi dan jalani selama hidup berdampingan dengan islam agar mendapatkan balasan nikmat dari Allah SWT.
Telah kita ketahui bahwasanya rukun islam itu ada 5 hal yaitu:
1. Mengucapkan 2 kalimat syahadat
2. Mendirikan sholat
3. Berpuasa pada bulan ramadhan
4. Membayar zakat
5. Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu


Faedah / Manfaat menjalankan rukun islam
1. Mengucapkan 2 kalimat syahadat adalah:
1. Mengakui bahwa Allah adalah tuhan yang pantas disembah tiada tuhan yang pantas disembah kecuali Allah
2. Mengakui bahwa Muhammad adalah utusan rasul Allah
faedah (manfaat)nya membebaskan hati dan jiwa dari perhambaan terhadap mahkluk karena penciptalah (khalik) seharusnya kita menyembah pemilik semesta alam ini.



2. Mendirikan Sholat
Sholat adalah beribadah kepada Allah dengan mengerjakan sholat dengan megikuti cara sholat Nabi Muhammad.
Faedah (manfaat)nya adalah mendapatkan ketenangan hati dan mencegah perbuatan kaji dan mungkar.

3. Berpuasa
Berpuasa adalah syarat wajib muslim yang wajib dilakukan pada bulan ramadhan yaitu menahan segala yang dapat membatalkan puasa (hawa nafsu, lapar, dahaga) dari terbitnya farjar hingga terbenam matahari.
Faedah (manfaat)nya melatih jiwa untuk meninggalkan semua yang disukai untuk mendapatkan keridhoan Allah dan mendapatkan marasakan penderitaan fakir miskin yang begitu sulitnya mereka untuk mendapatkan makanan serta menahan haus dan lapar.

4. Membayar Zakat
Membayr zakat adalah beribadah kepada Allah dengan menyerahkan kadar yang wajib dari harta-harta yang dimiliki setiap orang muslim yang mampu. Seorang muslim wajib menzakatkan 2,5% dari harta yang dimilikinya.
Faedah (manfaat)nya yaitu membersihkan jiwa dan moral yang buruk yaitu sifat kikir serta dapat menutupi kebutuhan umat islam seperti menolong fakir miskin.

5. Menunaikan Ibadah Haji
Menunaikan ibadah haji adalah beribadah kepada Allah dengan menuju kebaitul haram (ka’bah dimekkah/Al-mukarramah) untuk mengerjakan siar (munasig haji).
Faedah (manfaat)nya adalah melatih jiwa untuk mengerjakan segala kemampuan harta dan jiwa agar tetap taat kepada Allah SWT, oleh karena itu haji merupakan jihad fisabilillah.

Keutamaan Agama Islam
- Merupakan agama yang sempurna (Aqidah & Syari’at).
- Mengajarkan kebaikan dan menjauhi keburukan.
- Agama islam cocok dan sesuai untuk setiap massa, tempat dan kondisi umat.
- Memberikan keselamatan hidup bagi umatnya yang taat dalam menjalankan syariat islam.

Kesimpulan
- Agama islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia, sebagai suatau kebenaran yang diturunkan Allah SWT agar manusia beriman dan bertakwa.
- Agama islam terdiri dari atas 5 rukun islam yang harus dipatuhi yaitu:
1. Mengucapkan 2 kalimat syahadad
2. Menunaikan sholat
3. Membayar zakat
4. Berpuasa setiap bulan ramadhan
5. Naik haji bagi yang mampu

- Agama islam adalah agama yang Rahamatan Lil’alamin yaitu rahmat (kebaikan) bagi seluruh alam semesta yang telah diciptakan untuk semua manusia yang hidup beserta isinya.

Saran
- Dapat menjadi insan yang beriman dan bertakwa
- Dapat menjalani kewajiban seorang muslim dengan baik
- Dapat menjadi seorang muslim yang berbudi pekerti yang luhur

















Daftar Pustaka

Amin, Ahmad,. Ilmu Akhlak, Bulan Bintang, Jakarta. 1968.
Bakar Atjeh, Abu. Mutiara Akhlak 1, Bulan Bintang, Jakarta.1968.
Hasan, Ali H.M. Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelambagaan Agama Islam. 1994/1995.
Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd.. Psikologi Belajar Agama. Pustaka Bani Qurais. Bandung. 2003.
Diposkan oleh Danial di 13:29
Read more

0 MAKALAH TENTANG HUBUNGAN AGAMA DENGAN MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memilki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur) potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri makan/minum, seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi takwa seseorang lemah, karena tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku manusia dalam hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi fujurnya yang bersifat instinktif atau implusif (seperti berjinah, membunuh, mencuri, minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main judi).
Agar hawa nafsu itu terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah “Hubungan Manusia Dengan Agama”.
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Pengertian Agama
2. Konsepsi Agama
3. Hubungan Agama Dan Manusia
4. Agama Sebagai Petunjuk Tata Sosial

C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian agama
2. Untuk mengetahui Konsepsi agama
3. Untuk mengetahui Hubungan agama dengan manusia
4. Untuk mengetahui bahwa agama adalah pedoman tata sosial manusia






D. Metode Penulisan
Dalam proses penyusunan makalah ini menggunakan motede heuristic. Metode yaitu proses pencarian dan pengumpulan sumber-sumber dalam melakukan kegiatan penelitian. Metode ini dipilih karena pada hakekatnya sesuai dengan kegiatan penyusunan dan penulisan yang hendak dilakukan. Selain itu, penyusunan juga menggunakan studi literatur sebagai teknik pendekatan dalam proses penyusunannya.

E. Sestimatika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yang selanjutnya dijabarkan sebagai berikut :
Bagaian kesatu adalah pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memeparkan beberapa Pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan permasalah utama. Pada bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar belakang masalah batasan, dan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, metode penulisan dan sistematika penulisan makalah.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah. Penyususn berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber/bahan.
Bagian ketiga yaitu Kesimpulan. Pada Kesempatan ini penyusun berusaha untuk mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan oleh penyusun dalam perumusan masalah.
















BAB II
HUBUNGAN MANUSIA DAN AGAMA

A. Pengertian Agama
Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu : religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan berulang-ulang. Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti : hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan, dan pembalasan. Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut (Moh. Syafaat, 1965).
Dari sudut sosiologi, Emile Durkheim (Ali Syari’ati, 1985 : 81) mengartikan agama sebagai suatu kumpulan keayakinan warisan nenek moyang dan perasaan-perasaan pribadi, suatu peniruan terhadap modus-modus, ritual-ritual, aturan-aturan, konvensi-konvensi dan praktek-praktek secara sosial telah mantap selama genarasi demi generasi.
Sedangkan menurut M. Natsir agama merupakan suatu kepercayaan dan cara hidup yang mengandung faktor-faktor antara lain :

a. Percaya kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup.
b. Percaya kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rosulnya.
c. Percaya dengan adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia.
d. Percaya dengan hubungan ini dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari.
e. Percaya bahwa dengan matinya seseorang, hidup rohnya tidak berakhir.
f. Percaya dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan dengan Tuhan.
g. Percaya kepada keridhoan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini.

Sementara agama islam dapat diartikan sebagai wahyu Allah yang diturunkan melalui para Rosul-Nya sebagai pedoman hidup manusia di dunia yang berisi Peraturan perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia ini dan di akhirat kelak.

B. Konsepsi Agama

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Bakoroh 208, Allah berfirman :
يايها الدين امنواادخلوا فى السلم كافة ولاتتبعوا خطوت الشيطن انه لكم عد ومبين
Artinya : Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu kedalam islam secara utuh, keseluruhan (jangan sebagian-sebagaian) dan jangan kamu mengikuti langkah setan, sesunggungnya setan itu musuh yang nyata bagimu.

Kekaffahan beragama itu telah di contohkan oleh Rosulullah sebagai uswah hasanah bagi umat islam dalam berbagai aktifitas kehidupannya, dari mulai masalah-masalah sederhana (seperti adab masuk WC) samapi kepada masalah-masalah komplek (mengurus Negara). Beliu telah menampilkan wujud islam itu dalam sikap dan prilakunya dimanapun dan kapanpun beliu adalah orang yang paling utama dan sempurna dalam mengamalkan ibadah mahdlah (habluminallah) dan ghair mahdlah (hablumminanas).
Meskipun beliau sudah mendapat jaminan maghfiroh (ampunan dari dosa-dosa) dan masuk surga, tetapi justru beliau semakin meningkatkan amal ibadahnya yang wajib dan sunah seperti shalat tahajud, zdikir, dan beristigfar. Begitupun dalam berinteraksi sosial dengan sesama manusia beliu menampilkan sosok pribadi yang sangat agung dan mulia.
Kita sebagai umat islam belum semuanya beruswah kepada Rasulullah secara sungguh-sungguh, karena mungkin kekurang pahaman kita akan nilai-nilai islam atau karena sudah terkontaminasi oleh nilai, pendapat, atau idiologi lain yang bersebrangan dengan nilai-nilai islam itu sendiri yang di contohkan oleh Rasulullah SAW.
Diantara umat islam masih banyak yang menampilkan sikap dan prilakunya yang tidak selaras, sesuai dengan nila-nilai islam sebagai agama yang dianutnya. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan kejadian atau peristiwa baik yang kita lihat sendiri atau melalui media masa mengenai contoh-contoh ketidak konsistenan (tidak istikomah) orang islam dalam mempedomani islam sebagai agamanya.

C. Hubungan Agama Dan Manusia
Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi nilai-nilai keimanannya.
Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :

1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan
film-film yang berbau porno.
2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar aurat.
3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru
berprilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama.
4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan
kepentingan kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.

Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri.
Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi).


Mereka diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti : pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminalaah) dengan ibadag ghair mahdlah (hamlumminanas) dalam rangka membangun “Baldatun thaibatun warabun ghafur” Negara yang subur makmur dan penuh pengampunan Allah SWT.

D. Agama Sebagai Petunjuk Tata Sosial
Rosulullah SAW bersabda : “Innamaa bu’itstu liutammima akhlaaq” Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. Yang bertanggung jawab terhadap pendidikan akhlak adalah orang tua, guru, ustad, kiai, dan para pemimpin masyarakat.
Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.
Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu adanya kerja sama yang sinerji dari berbagai pihak dalam menumbuhkembangkan akhlak mulya dan menghancur leburkan faktor-faktor penyebab maraknya akhlak yang buruk.
























BAB III
KESIMPULAN

Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan.
Kita sebagai umat islam belum semuanya beruswah kepada Rasulullah secara sungguh-sungguh, karena mungkin kekurang pahaman kita akan nilai-nilai islam atau karena sudah terkontaminasi oleh nilai, pendapat, atau idiologi lain yang bersebrangan dengan nilai-nilai islam itu sendiri yang di contohkan oleh Rasulullah SAW.
Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi).
Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.

ALIRAN-ALIRAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

a. Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir itulah yang menentukan perkembangannya dalam kehidupan. Nativisme berkeyakinan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaaan. Dengan demikian menurut mereka pendidikan tidak membawa manfaat bagi manusia. Karena keyakinannya yang demikian itulah maka mereka di dalam ilmu pendidikan disebut juga aliran Pesimisme Paedagogis. Tokoh aliran ini adalah Schopenhaeur seorang filosof bangsa jerman. Nativisme berasal dari kata dasar natus = lahir, nativius = kelahiran, pembawaaan

b. Aliran Emprisme
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil
Manusia dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik atau kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidik-pendidiknya. Dengan demikian pendidikan diyakini sebagai sebagai maha kuasa bagi pembentukan anak didik. Karena pendapatnya yang demikian, maka dalam ilmu pendidikan disebut juga Aliran Optimisme Paedagogis. Tokoh aliran ini yaitu John Locke.
Empirisme. Berasal dari kata dasar empiri yang berarti pengalaman.




c. Aliran Konvergensi
Yang berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor pembawaan dan lingkungan. Kedua-duanya (pembawaan dan lingkungan) mempunyai pengaruh yang sama besar bagi perkembangan anak. Pendapat ini untuk pertama kalinya dikemukakan oleh William Stern. Pendapat ini semua bermaksud menghilangkan pendapat berat sebelah dari aliran nativisme dan empirisme dengan mengkombinasikannya. Pada mulanya pendapat ini diterima oleh banyak orang karena mampu menerangkan kejadian-kejadian dalam kehidupan masyarakat. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya banyak orang yang berkeberatan dengan pendapat tersebut dan mengatakan kalau perkembangan manusia itu hanya ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan, maka hal ini tak ubahnya kehidupan hewan. Sebab hewan itu pertumbuhannya hasil dari pembawaan dan lingkungan. Hewan hanya terserah kepada pembawaan keturunannya dan pengaruh-pengaruh lingkungannya. Perkembangan pada hewan seluruhnya ditentukan oleh kodrat, oleh hukum alam.
Sedangkan manusia berbeda dengan hewan disamping dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan, manusia aktif dan kreatif dalam mewujudkan perkembangan itu. Drs. M Ngalim Purwanto mengatakan dalam hal ini sebagai berikut:
“Manusia bukan hasil belaka dari pembawaan dan lingkungannya; manusia hanya diperkembangkan tetapi memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan sesuatu yang mengenai dirinya secara bebas. Karena itulah ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya: ia dapat juga mengambil keputusan yang berlainan daripada yang pernah diambilnya. Proses perkembangan manusia tidak hanya ditentukan oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungan yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam perkembangan sendiri turut menentukan atau memainkan peran juga. Hasil perkembangan seseorang tidak mungkin dapat dibaca dari pembawaannya dan lingkungannya saja.

d. Pandangan Islam Tentang Keberhasilan Pendidikan
Islam menyatakan bahwa manusia lair di dunia membawa pembawaan yang fitrah. Fitrah ini berisi potensi untuk berkembang, profesi ini dapat berupa keyakinan beragama, prilaku untuk menjadi baik ataupun menjadi buruk dan lain sebagainya yang kesemuanya harus dikembangkan agar ia bertumbuh secara wajar sebagi hamba Allah.
Rasulullah SAW. Bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ (الحديث)
Artinya:
“Semua anak dilahirkan membawa fitrah (bakat keagamaan), maka terserah kepada kedua orang tuanya untuk menjadikan beragama Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.”
Demikian pula Rasulullah SAW yang menasihati agar memilih wanita yang baik agar keturunan itu baik.

Rasulullah SAW bersabda:
تَخَيَّرُوْالِنُطَفِّكُمْ فَاءِنَّالعَرَقَ سَاسٌ (الحد يث)
Artinya
“Pilihlah untukmu benihmu karena keturunan itu dapat mencelupkan”

(Al Hadits)
Disamping keturunan juga menekankan kepada pendidikan dan usaha diri manusia untuk berusaha agar mencapai pertumbuhan yang optimal.
Allah berfirman:
قُوْآأَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا... (التحريم : 6)
Artinya:
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”

Allah berfirman pula:
وَأَنْ لَيْسَ لِلاْءِ نْسَانِ إِلاَمَاسَعَى (النجم:39)
Artinya:
“Bahwa bagi manusia itu apa yang mereka usahakan.”

Dengan demikian menurut Islam perkembangan kehidupan manusia bahkan bahagia atau celakanya itu ditentukan oleh pembawaan. Lingkungan dan usaha (aktivitas) manusia itu sendiri dalam mengusahakan perkembangannya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ مَثَلَ جَلِيْسِ الصَّالِحِ وَاْلجَلِيْسِ السُّوْءِ كَحَامِلِ اْلمِسْكِ وَنَافِحِ اْلكِيْرِ.فَحَا مِلُ اْلمِسْكِ إِمَّاأَنْ يُهْدِيُكَ وَإِمَّاأَنْ تَتَّبِعَ مِنْهُ وَإِمَّاأَنْ تَجِدَمِنْهُ رِيْحًاطَيِّبَةً وَنَفِحُ اْلكِيْرِإِمَّاأَنْ يُحَرِّكَ ثِيَابَكَ وَإِمَّاأَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًامُذْتَنَهْ (متفق عليه)
Artinya:
“Sesungguhnya perumpamaan teman sepergaulan yang baik dan teman spergaulan yang jahat seperti pembawaan minyak wangi kasturi dan peniup dapur pandai besi. Adapun pembawa minyak wangi ksturi bisa jadi menghadihkannya kepadamu atau kamu membelinya atau (paling tidak) kamu mendapatkan wangi. Sedangkan peniup dapur tukang besi, bisa jadi ia menyebabkan bajumu terbakar atau (paling tidak) kamu mendapatkan bau busuknya.” KONSEP ISLAM TENTANG FITRAH, LINGKUNGAN DAN PENDIDIKAN
Dasar-Dasar Kebutuhan Anak Untuk Memperoleh Pendidikan Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati dapat dimengerti dari kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini.
Rasulullah SAW bersabda:


مَامِنْ مَوْلُوْدٍإِلاَّيُوْلَدُعَلَىاْلفِطْرَةِفَأَبَوَاهُ يُهُوِّدَانِهِ أَوْيُمَجِّسَانِهِ كَمَاتَنْتَحُ البَهِيْمَةُ جَمْعَاءُهَلْ تُحِسُّوْنَ مِنْ جَدْعَاءَ ,ثُمَّ يَقُوْلُ أَبُوْهُرَيْرَةَ, وَاقْرَءُوْاإِنْ شِئْتُمْ فِطْرَةَاللهِ الَّتِى فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَالاَتَبْدِيْلَ لَخَلْقِ اللهِ ذلِكَ الدِّيْنُ اْلقَيِّمُ (رواه مسلم )
Artinya:
“Tiadalah seorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka akibat kedua orang tuanyalah yang me-Yahudikan atau men-Nasranikannya atau me-Majusikannya. Sebagaimana halnya binatang yang dilahirkan dengan sempurna, apakah kamu lihat binatang itu tiada berhidung dan bertelinga? Kemudian Abi Hurairah


berkata, apabila kau mau bacalah lazimilah fitrah Allah yang telah Allah ciptakan kepada manusia di atas fitrahNya. Tiada penggantian terhadap ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus (Islam).”
(H.R Muslim)

Allah berfirman:
وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ شَيْأً (النحل:78)
Artinya:
“Tuhan itu melahirkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun.”
(QS. An Nahl:78)

ASPEK-ASPEK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Dari Hadits dan ayat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manusia itu untuk dapat menentukan status manusia sebagaimana mestinya adalah harus mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini keharusan mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.

a. Aspek Paedagogis
Dalam aspek ini para ahli didik memandang manusia sebagai animal educandum: makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataanya manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik. Sedangkan binatang pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih secara dressur, artinya latihan untuk mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis, tidak berubah.
Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya mereka dapat dididik dan dikembangkan ke arah yang diciptakan, setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya.
Rasulullah SAW bersabda:
حَقُّ الوَالَدِ عَلَى اْلوَلَدِ أَنْ يُحْسِنَ اسْمَهُ وَأَدَبَهُ وَأَنْ يُعَلِّمَهُ اْلكِتَابَهَ وَالسِّبَاحَةَ وَالرِّمَايَةَ وَأَنْ لاَيَرْزُقَهُ إِلاَّطَيِّبًا وَأَنْ يُزَوِّجَهُ إِذَاأَدْرَكَ (رواه الحاكم)
Artinya:
”Kewajiban orang tua kepada anaknya adalah memberi nama yang baik, mendidik sopan santun dan mengajari tulis menulis, renang, memanah, membri makan dengan makanan yang baik serta mengawinkannya apabila iia telah mencapai dewasa.”
(HR. Hakim)

Islam mengajarkan bahwa anak itu membawa berbagai potensi yang selanjutnya apabila potensi tersebut dididik dan dikembangkan ia akan menjadi manusia yang secara fisik-fisik dan mental memadai.





b. Aspek Sosiologis dan Kultural
Menurut ahli sosiologi pada prinsipnya, manusia adalah homosocius, yaitu makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar atau memiliki gazirah (instink) untuk hidup bermasyarakat. Sebagai makluk sosial manusia harus memiliki rasa tanggung jawab sosial (social responsibility) yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik (inter relasi) dan saling pengaruh mempengaruhi antara sesama anggota masyarakat dalam kesatuan hidup mereka.
Allah berfirman:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمْ الذِّلَّةُ أَيْنَمَاثُقِفُوْآإِلاَّبِحَبْلٍ مِنَ اللهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ ...(ال عمران:112)
Artinya:
“Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia…”
(QS. Ali Imran: 112)

Apabila manusia sebagai makluk sosial itu berkembang, maka berarti pula manusia itu adalah makhluk yng berkebudayaan, baik moral maupun material. Diantara instink manusia adalah adanya kecenderungan mempertahankan segala apa yang dimilikinya termasuk kebudayaannya. Oleh karena itu maka manusia perlu melakukan transformasi dan transmisi (pemindahan dan penyaluran serta pengoperan) kebudayaannya kepada generasi yang akan menggantiikan dikemudian hari.
Allah berfirman:
إِنَّ اللهَ لاَيُغَيِّرُمَابِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْامَابِأَنْفُسِهِمْ (الرعد: 11)
Artinya:
“…..sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka megubah keadaan yang ada pada mereka sendiri….”
(QS. Ar-Ra’d: 111)

c. Aspek Tauhid
Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia itu adalah makhluk yang berketuhanan yang menurut istilah ahli disebut homo divinous (makhluk yang percaya adanya Tuhan) atau disebut dengan homo religious artinya makhluk yang beragama. Adapun kemampuan dasar yang meyebabkan manusia menjadi makhluk yang berketuhanan atau beragama adalah karena di dalam jiwa manusia terdapat instink yang disebut instink religious atau gazirah diniyah (instink percaya kepada agama). Itu sebabnya, tanpa melalui proses pendidikan instink religious dan gazirah diniyah tersebut tidak akan mungkin dapat berkembang secara wajar. Dengan demikian pendidikan keagamaan mutlak diperlukan untuk mengembangkan instink religious atau gazirah Diniyah tersbut.
Allah berfirman:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ للدِّيْنِ حَنِيْفًاطَ فِطْرَتَ اللهِ الَّتِىْ فَطَرَالنَّاسَ عَلَيْهَاطَ لاَتَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ طَ ذلِكَ الدِّيْنُ اْلقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَالنّاسِ لاَيَعْلَمُوْنَ. (الروم: 30)




Artinya:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agam yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengeyahui.”
(QS. Ar-Rum: 30)

Selanjutnya apabila diperhatikan dan diperbandingkan secara teliti orang-orang dewasa dilingkungan kita ternyata kita saksikan adanya orang pandai yang bodoh, ada yang terampil dan ada yang malas, ada yang berbudi pekerti luhur dan yang rendah budi pekertinya, ada yang mengakui adanya Tuhan serta mengagungkan-Nya dan menyembah-Nya; ada yang tidak mengakui adanya Tuhan membangkan bahkan mengkhianati-Nya. Di samping adanya dua kutub yang berbeda teresebut tentunya ada pula yang sedang, yang kurang dari sedang atau yang lebih daripada sedang. Tetapi yang jelas anak wajib dibawa kepada pihak yang baik dan luhur, dijauhkan dari hal-hal yang buruk dan hina. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa mendidik anak adalah merupakan suatu hal yang mutlak dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab
Allah berfirman:
قُوْآأَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا (التحريم: 6)
Artinya:
“Peliharalah dirimu dan keluargamau dar api neraka.”
(QS. At-Tahrim: 6)
Apabila pendidikan tidak ada, maka kemungkinan besar anak-anak akan berkembang ke arah yang tidak baik/buruk, seperti tidak mengakui Tuhan, budi pekertinya rendah, bodoh dan malas bekerja.
Keharusan adanya pendidikan bagi anak tersebut akan lebih nyata apabila mengamati kemampuan /perkembangan anak sesudah dialahirkan oleh ibunya sampai mencapai kedewasaannya dan kita bandingkan pula dengan anak hewan, anak manusia atau bayi lahir, badannya lemah sekali. Keaktifan perbuatan instink lemah sedikit sekali, ia hanya ia dapat menggerakan kaki dan tangannya, menangis dan sebentar lagi menetek. Keaktifan lain yang sudah siap sedia sebagai bekal hidupnya tidak tampak pada waktu ia lahir. Apabila sejak dilahirkan itu dibiarkan saja, tidak dirawat oleh ibunya atau orang lain, maka ia tidak dapat hidup. Selanjutnya sesudah ia dapat hidup perkembangan jasmaninya terlihat lambat sekali terutama bila dibandingkan dengan perkembangan badan anak hewan. Baru sesudah ia berumur + 1 tahun, anak itu dapat berjaan, sekalipun demikian bentuk badannya belum sama dengan badan orang dewasa.
Perbedaan dalam bidang kerohanian termasuk di dalam moral dan etika antara anak dengan orang dewasa lebih lanjut, begitupula kepandaian pengetahuan, aktifan dan kemampuan yang lainnya. Bahwa setiap orang dewasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara sendiri-sendiri seperti bercocok tanam, berdagang, menukang, mengabdikan tenaga jasmani serta rohaninya kepada orang lain baik secara resmi/Pemerintah atau melalui badan swasta dan lain-lain. Untuk kesemuanya itu sangat dibutuhkan adanya kemampuan, kecakapan dan keaktifan serta pengetahuan yang beraneka ragam sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masa atau lingkungannya

Untuk mendapatkan pengetahuan, kecakapan, keprigelan dan kemampuan tersebut anak perlu mendapatkan pendidikan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atau pendidik. Berbeda dengan anak hewan, begitu ia lahir, induk dapat membiarkan anaknya tumbuh dan berkembang untuk memenuhi tugasnya sebagai hewan dewasa, karena hewan umumnya sudah diberi kelengkapan yang sudah memungkinkan untuk mencapai kedewasaan, yaitu instink yang dimilikinya.
Anak adalah makhluk yang masih membawa kemungkinan untuk berkembang, baik jasmani maupun rohani. Ia memiliki jasmani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, kekuatan maupun perimbangan bagian-bagiannya. Dalam segi rohaniah anak mempunyai bakat-bakat yang harus dikembangakan. Ia juga mempunyai kehendak, perasaan dan pikiran yang belum matang. Dismping itu ia mempunyai berbagai kebutuhan seperti kebutuhan akan pemeliharaan jasmani; makan, minum, dan pakain; kebutuhan akan kesempatan berkembang bermain-main, berolah raga dan sebagainya. Selain dari pada itu anak juga mempunyai kebutuhan rohaniah seperti kebutuhan akan ilmu pengetahuan duniawi dan keagamaan, kebutuhan akan pengertian nilai-nilai kemasyarakatan, kesusilaan, kebutuhan akan kasih sayang dan lain-lain. Pendidikan Islam harus membimbing, menuntun, serta memenuhi kebutuhan – kebutuhan anak didik dalam berbagai bidang tersebut di atas.

Menurut Al-Ghazali, bahwa anak adalah amanah Allah dan harus dijaga dan dididik untuk mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri kepada Allah. Semuanya yang dilahirkan ke dunia ini, bagaikan sebuah mutiara yang belum diukur dan belum berbentuk tapi amat bernilai tinggi. Maka kedua orang tuanyalah yang akan mengukir dan membentuknya menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan disenangi semua orang. Maka ketergantungan anak kepada pendidiknya termasuk kepada kedua orang tuanya, tampak sekali. Maka ketergantungan ini hendaknya dikurangi serta bertahap sampai akil balig.












DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad,. Ilmu Akhlak, Bulan Bintang, Jakarta. 1968.
Bakar Atjeh, Abu. Mutiara Akhlak 1, Bulan Bintang, Jakarta.1968.
Hasan, Ali H.M. Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelambagaan Agama Islam. 1994/1995.
Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd.. Psikologi Belajar Agama. Pustaka Bani Qurais. Bandung. 2003.
Diposkan oleh Danial 13:29
Read more

0 AGAMA SEBAGAI MEDIA INTERAKSI DENGAN MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memilki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur) potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri makan/minum, seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi takwa seseorang lemah, karena tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku manusia dalam hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi fujurnya yang bersifat instinktif atau implusif (seperti berjinah, membunuh, mencuri, minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main judi).
Agar hawa nafsu itu terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah “Hubungan Manusia Dengan Agama”.
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Pengertian Agama
2. Konsepsi Agama
3. Hubungan Agama Dan Manusia
4. Agama Sebagai Petunjuk Tata Sosial

C. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian agama
2. Untuk mengetahui Konsepsi agama
3. Untuk mengetahui Hubungan agama dengan manusia
4. Untuk mengetahui bahwa agama adalah pedoman tata sosial manusia




D. Metode Penulisan

Dalam proses penyusunan makalah ini menggunakan motede heuristic. Metode yaitu proses pencarian dan pengumpulan sumber-sumber dalam melakukan kegiatan penelitian. Metode ini dipilih karena pada hakekatnya sesuai dengan kegiatan penyusunan dan penulisan yang hendak dilakukan. Selain itu, penyusunan juga menggunakan studi literatur sebagai teknik pendekatan dalam proses penyusunannya.

E. Sestimatika Penulisan

Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yang selanjutnya dijabarkan sebagai berikut :
Bagaian kesatu adalah pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memeparkan beberapa Pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan permasalah utama. Pada bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar belakang masalah batasan, dan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, metode penulisan dan sistematika penulisan makalah.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah. Penyususn berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber/bahan.
Bagian ketiga yaitu Kesimpulan. Pada Kesempatan ini penyusun berusaha untuk mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan oleh penyusun dalam perumusan masalah.






















BAB II
HUBUNGAN MANUSIA DAN AGAMA


A. Pengertian Agama

Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu : religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan berulang-ulang. Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti : hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan, dan pembalasan. Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut (Moh. Syafaat, 1965).
Dari sudut sosiologi, Emile Durkheim (Ali Syari’ati, 1985 : 81) mengartikan agama sebagai suatu kumpulan keayakinan warisan nenek moyang dan perasaan-perasaan pribadi, suatu peniruan terhadap modus-modus, ritual-ritual, aturan-aturan, konvensi-konvensi dan praktek-praktek secara sosial telah mantap selama genarasi demi generasi.
Sedangkan menurut M. Natsir agama merupakan suatu kepercayaan dan cara hidup yang mengandung faktor-faktor antara lain :

a. Percaya kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup.
b. Percaya kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rosulnya.
c. Percaya dengan adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia.
d. Percaya dengan hubungan ini dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari.
e. Percaya bahwa dengan matinya seseorang, hidup rohnya tidak berakhir.
f. Percaya dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan dengan Tuhan.
g. Percaya kepada keridhoan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini.

Sementara agama islam dapat diartikan sebagai wahyu Allah yang diturunkan melalui para Rosul-Nya sebagai pedoman hidup manusia di dunia yang berisi Peraturan perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia ini dan di akhirat kelak.

B. Konsepsi Agama

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Bakoroh 208, Allah berfirman :
يايها الدين امنواادخلوا فى السلم كافة ولاتتبعوا خطوت الشيطن انه لكم عد ومبين
Artinya : Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu kedalam islam secara utuh, keseluruhan (jangan sebagian-sebagaian) dan jangan kamu mengikuti langkah setan, sesunggungnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
Kekaffahan beragama itu telah di contohkan oleh Rosulullah sebagai uswah hasanah bagi umat islam dalam berbagai aktifitas kehidupannya, dari mulai masalah-masalah sederhana (seperti adab masuk WC) samapi kepada masalah-masalah komplek (mengurus Negara). Beliau telah menampilkan wujud islam itu dalam sikap dan prilakunya dimanapun dan kapanpun beliu adalah orang yang paling utama dan sempurna dalam mengamalkan ibadah mahdlah (habluminallah) dan ghair mahdlah (hablumminanas).
Meskipun beliau sudah mendapat jaminan maghfiroh (ampunan dari dosa-dosa) dan masuk surga, tetapi justru beliau semakin meningkatkan amal ibadahnya yang wajib dan sunah seperti shalat tahajud, zdikir, dan beristigfar. Begitupun dalam berinteraksi sosial dengan sesama manusia beliu menampilkan sosok pribadi yang sangat agung dan mulia.
Kita sebagai umat islam belum semuanya beruswah kepada Rasulullah secara sungguh-sungguh, karena mungkin kekurang pahaman kita akan nilai-nilai islam atau karena sudah terkontaminasi oleh nilai, pendapat, atau idiologi lain yang bersebrangan dengan nilai-nilai islam itu sendiri yang di contohkan oleh Rasulullah SAW.
Diantara umat islam masih banyak yang menampilkan sikap dan prilakunya yang tidak selaras, sesuai dengan nila-nilai islam sebagai agama yang dianutnya. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan kejadian atau peristiwa baik yang kita lihat sendiri atau melalui media masa mengenai contoh-contoh ketidak konsistenan (tidak istikomah) orang islam dalam mempedomani islam sebagai agamanya.

C. Hubungan Agama Dan Manusia

Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi nilai-nilai keimanannya.
Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :

1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan film-film yang berbau porno.
2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar aurat.
3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru berprilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama.
4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan kepentingan kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.
Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri.


Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi). Mereka diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminalaah) dengan ibadag ghair mahdlah (hamlumminanas) dalam rangka membangun “Baldatun thaibatun warabun ghafur” Negara yang subur makmur dan penuh pengampunan Allah SWT.

D. Agama Sebagai Petunjuk Tata Sosial

Rosulullah SAW bersabda : “Innamaa bu’itstu liutammima akhlaaq” Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. Yang bertanggung jawab terhadap pendidikan akhlak adalah orang tua, guru, ustad, kiai, dan para pemimpin masyarakat.
Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.
Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu adanya kerja sama yang sinerji dari berbagai pihak dalam menumbuhkembangkan akhlak mulya dan menghancur leburkan faktor-faktor penyebab maraknya akhlak yang buruk.





























BAB III
KESIMPULAN

Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan.
Kita sebagai umat islam belum semuanya beruswah kepada Rasulullah secara sungguh-sungguh, karena mungkin kekurang pahaman kita akan nilai-nilai islam atau karena sudah terkontaminasi oleh nilai, pendapat, atau idiologi lain yang bersebrangan dengan nilai-nilai islam itu sendiri yang di contohkan oleh Rasulullah SAW.
Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi).
Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.




























DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad,. Ilmu Akhlak, Bulan Bintang, Jakarta. 1968.
Bakar Atjeh, Abu. Mutiara Akhlak 1, Bulan Bintang, Jakarta.1968.
Hasan, Ali H.M. Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelambagaan Agama Islam. 1994/1995.
Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd.. Psikologi Belajar Agama. Pustaka Bani Qurais. Bandung. 2003.

Penyusun : M. Danial Hadi, 2012
Read more

3 Cara Membuat Bagan atau Struktur pada Ms. Word

TUTORIAL MEMBUAT BAGAN atau STUKTUR SECARA OTOMATIS

• Langkah awal buka Ms. Word untuk membuat struktur atau bagan
• Klik start – Programs – Microsoft Office – Ms.word



• Buka lembar kerja baru pada Ms. Word 2007
• Pilih Insert



• Pilih Smart Art
• Akan muncul kotak dialog, pilih gambar struktur
• OK




• Lalu edit atau tambah bagian stuktur sesuai keinginan anda



PEMBUATAN STRUKTUR PADA SMART ART



Grafik SmartArt adalah sebuah tampilan visual dari sebuah informasi yang dapat kita buat dengan mudah dan cepat. Bentuk SmartArt bisa kita pilih sesuka kita. SmartArt biasa digunakan untuk menunjukkan sebuah diagram atau proses. Misalnya dapat dilihat pada gambar.
Untuk membuatnya, kita menggunakan aplikasi Microsoft Word 2007. Oya, SmartArt ini hanya bisa dipakai pada format dokumen Word 2007. Artinya, apabila dokumen Word kita berformat DOC, SmartArt tidak bisa digunakan. SmartArt ini hanya bisa digunakan pada format DOCX (standar format Word 2007). Oleh karena itu, apabila teman-teman ingin menggunakan fasilitas ini, dokumennya harus disimpan pada format DOCX.
Selanjutnya, untuk membuat sebuah SmartArt, buka aplikasi Word 2007. Setelah jendela utamanya terbuka, lihat ke Ribbon (toolbar baru Office 2007). Di sana ada tab yang namanya Insert. Klik tab Insert tersebut. Dalam grup Illustrations, klik SmartArt.
Nah, akan tampil kotak dialog SmartArt. Di sini pilih bentuk SmartArt yang diinginkan. Sebaiknya, bentuknya dipilih sesuai dengan kebutuhan, misalnya:
• Untuk informasi yang tidak membutuhkan urutan, pilih tipe grafik List.
• Untuk informasi yang berupa proses dan membutuhkan urutan, pilih tipe grafik Process.
• Untuk menampilkan informasi yang bersambung, pilih Cycle.
• Untuk menampilkan informasi yang berbentuk tingkatan, sebaiknya pilih tipe Hierarchy.
• Untuk membuat sebuah grafik organisasi, gunakan grafik Hierarchy juga.
• Untuk membuat ilustrasi yang berhubungan dengan informasi tambahan, pilih Relationship.
• Untuk menampilkan sebuah bagian yang berhubungan dengan bagian yang lebih besar, gunakan Matrix.
• Dan untuk menampilkan informasi seperti piramida makanan, gunakan tipe Pyramid.
Sudah memilih bentuk yang diinginkan? Saatnya kita ketik informasinya. Caranya, klik di salah satu bentuk SmartArt, kemudian ketik informasi yang kita inginkan. Ulangi sampai semuanya selesai.


Klik untuk Mengedit SmartArt
Oya, apabila Text Pane tempat kita menulis tidak tampak, ikuti langkah berikut. Klik grafik SmartArt. Di bawah tab Design, klik SmartArt Tools yang berada di grup Create Graphic, dan klik Text Pane.
Read more

0 Cara Setting Page Orentation (Portrait dan Landscape)

Mengatur Format Halaman

• Langkah awal buka Ms. Word untuk membuat struktur atau bagan
• Klik start – Programs – Microsoft Office – Ms.word


Yang dimaksud dengan mengatur format halaman diantaranya mengubah ukuran kertas, mengatur margin, memasang nomor halaman, dan lain-lain.
A. Mengubah Ukuran kertas dan Orientasi Pencetakan

Untuk mengubah ukuran kertas, dan orientasi pencetakan, ikuti langkah berikut ini :
1. Pilih dan klik menu File, Page Setup. Kotak dialog Page Setup akan ditampilkan.
2. Pada kotk dialog Page Setup, klik tab Paper Size.



3. Pada tombol daftar pilihan Paper Size, pilih dan klik ukuran kertas yang akan Anda gunakan. Atau gunakan kotak Width untuk menentukan lebar kertas, dan kotak Height untuk menentukan tinggi kertassesuai dengan keinginan Anda.
4. Pada kotak Orientation, beri tanda atau klik tombol pilihan Portrait untuk pencetakan dengan posisi tegak atau Landscape untuk pencetakan dengan posisi tertidur.
5. Pada tombol daftar pilihan Apply To, pilih dan klik bagian dokumen yang akan memakai ukuran kertas dan orientasi yang baru.

��Whole Document, pengaturan baru akan berlaku untuk seluruh halaman.
��This Point Forward, Microsoft Word akan menyisipkan tanda pemisah Continuous pada titik sisip dan pengaturan baru akan dimulai pada bagian yang baru.
��This Section, pengaturan baru akan berlaku pada bagian tempat titik sisip berada.
6. Lihat hasilnya pada kotak Preview dan klik OK untuk menutup kotak dialog.



2. Tab Paper Size, digunakan dalam pengaturan ukuran kertas dan orientasi pencetakan dokumen.




��Paper size, digunakan untuk mengatur ukuran kertas yang digunakan. Jika kita klik simbol ��ini, maka akan muncul sejumlah ukuran kertas yang disediakan oleh Word 2000. Kita tinggal pilih jenisnya. Jika ukuran kertas yang kita gunakan tidak ada yang cocok dengan yang disediakan oleh Word 2000, maka pilihlah option Custom Size.
��Width, digunakan untuk pengaturan ukuran lebar kertas jika kita memilih option custom size.
��Height, sama halnya dengan width, tapi option ini digunakan untuk pengaturan tinggi kertas yang kita miliki.
��Tab Orientation, digunakan untuk menetukan arah percetakan halaman. Arah pengaturan halaman dokumen ini terbagi dua, yaitu ;
��Portrait, adalah metode pengaturan halaman dokumen dengan arah tegak (vertikal), sedangkan
��Landscape, adalah metode pengaturan halaman dokumen dengan arah melebar (horizontal)
��Apply to, digunakan untuk menentukan data jenis pengaturan. Pada option ini terdapat beberapa option lagi sebagai berikut ;
��Whole document, artinya pengaturan margin berlaku untuk seluruh dokumen.
��This point forward, artinya pengaturan dokumen ini berlaku mulai dari halaman yang aktif (yaitu pada posisi insertion point) sampai halaman terakhir.
��This section, artinya pengaturan margin hanya berlaku pada halaman yang aktif saja.
��Selected text, pengaturan hanya berfungsi pada teks yang ditandai saja.
��Default, digunakan untuk merubahan pengaturan setting yang dibuat tadi ke bentuk default dari Word 2000.

3. Untuk tab Paper Source dan Layout coba anda pelajari sendiri.
Read more

Delete this element to display blogger navbar

 
© Jack_Daniel | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger